Bahasa Jawa Kelas XII | Contoh Geguritan

Assalamu'alaikum Kawan.

Kali ini Mimin ingin berbagi mengenai geguritan. Geguritan adalah Puisi versi Jawa. Pengertian lengkapya, yaitu, "Tembung uran-uran utawa karangan kaya tembang, nanging guru gatra, guru wilangan, lan guru lagune ora ajeg." Pengertian versi Bahasa Indonesianya cari sendiri ya... hehe


Di bawah ini adalah contoh geguritan.

-----------------------------------------------------------------------------------
Pitakon
Dening Sudi Yatmana

Ana swara tanpa sangka
Ana tandha tanpa irama

Heh menungsa
Kepriye angganira padha
Jejer dadi pangarsa
Gubernur, bupati lan wali kutha
Apa dene camat, lurah, lan andhahane

Dene iki banjir bandhang
Wong, bayi, kewan, tetaduran lan barang-barang
Kontit kanyut kabuncang
Bendungan bobol, kreteg jebol, lemah longsor

Delenge githokmu dewe
Ngiloa ing kaca gedhe kang rada suwe
Banjur rungokno

Ana swara tanpa sangka
Nuli waspadakna
Ana tandha tanpa irama

Kepriye
Alam suwegung wis ngelingake

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, itu tadi sebuah contoh geguritan. Semoga bermanfaat.

Kimia Kelas XII | Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Biloks

Assalamua'aikum anak IPA, MIA atau yang IPS juga boleh. :v Mimin kali ini mau share mengenai cara menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Bilangan Oksidasi. Untuk ini mimin cuma share caranya dulu. untuk videonya menyusul ya... nanti kalo udah mimin upload di Youtube mimin kasih tahu. oke, Menyetarakan reksi redoks dengan metode biloks ini lumayan mudah sobat. lumayan.. kenapa? karena pertama kalinya mimin diajari Bapak Guru adalah setelah mimin dikasih PR mengenai bab ini. Kasih PR dulu, baru dijelaskan caranya. Mantab ya...

Nah, metode ini memiliki langkah Si Inem. Langkah Siji tekan Enem (Langkah 1 sampai 6). Apa saja langkah-langkahnya. yuk kita simak!

1. Menuliskan kerangka dasar reaksi
Pada langkah ini kita diminta untuk menuliskan biloks (bilangan oksidasi) dari masing masing unsur pada zat. PENTING!!! Carilah unsur yang akan berubah biloksnya. Biasanya O dan H tidak berubah.
2. Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberikan koefisien yang sesuai.
Nah, tadi sobat sudah tahu kan mana unsur yang berubah biloksnya. Sekarang lihat jumlahnya. Sudah sama atau belum? Jika belum setarakan dulu dengan memberikan koefisien pada unsur yang kurang. Contoh : N2 dan N. Jumlah N pada N2 ada 2, tetapi pada N hanya 1. Setarakan dulu dengan menambah Koefisien 2 ke N sehingga menjadi 2N.
3. Menentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator dan jumlah pertambahan biloks dari reduktor.
Maksudnya, hitung pertambahan/ biloks pada unsur di sisi kiri dan sisi kanan. Perhatikan saja unsur yang biloksnya berubah. apakah naik ataukah turun.
4. Menyamakan jumlah perubahan biloks tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
Setelah kita mengetahui kenaikan atau penurunan biloks, maka samakan dengan mengalikan sesuai dengan konsep KPK. Misalnya, terjadi kenaikan biloks sebesar 3 poin dan penurunan sebesar 2 poin. Cari KPKnya, yaitu 6. Maka, biloks naik dikalikan 2 dan biloks turun dikali 3. Nah, angka 2 ini dimasukkan ke unsur yang mengalami kenaikan biloks. Sedangkan angka 3 dimasukkan ke unsur yang mengalami penurunan biloks. Sehingga samalah jumlah perubahan biloks mereka.
5. Menyamakan muatan dengan menambahkan ion H+ untuk suasana asam dan OH- untuk suasana basa. 
Sebelum menayamakan, ketahui dulu jumlah ion di sisi kiri dan kanan reaksi. Apabila sisi kiri reaksi jumlah ionnya lebih banyak daripada sisi kanan, maka tambahkan ion H+ ke sisi kanan untuk suasana asam dan tambahkan ion OH- ke sisi kiri untuk suasana basa.
6. Menyetarakan atom H dengan menambahkan molekul air.
Setalah ion H+ atau OH- ditambahkan, setarakan reaksi tersebut dengan menggunakan air sebagai zat untuk menyetarakan. jika sisi kanan kelebihan atom H sejumlah 8 maka tambahkan senyawa air sejumlah 4 di sisi kiri dan seterusnya.

Nah, itu tadi sedikit ilmu yang dapat mimin bagi. semoga bermanfaat.
sumber : buku paket kimia erlangga dengan penyuntingan secukupnya

Biologi Kelas 12 | Perkecambahan pada Tumbuhan


Pengertian



Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

Proses Perkecambahan

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajianekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 (GA1), GA2GA3GAIERA1PKLSPY, dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.

Tipe Perkecambahan

Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

Sumber : Wikipedia.org